Mbappe Lambat Berkembang di Real Madrid dan Sulit Terima Sebagai Pemain Biasa
Tantangan besar yang dihadapi Los Blancos adalah Mbappe lambat berkembang di Real Madrid dan sulit dicap sebagai pemain biasa.
Meski datang dengan status sebagai salah satu pemain terbaik dunia, Mbappe belum mampu menunjukkan performa terbaiknya di Santiago Bernabeu. Banyak yang bertanya-tanya apa yang salah dengan pemain yang sebelumnya begitu dominan di Ligue 1 dan di panggung internasional. Dibawah ini LIGA SPANYOL akan membahas tentang Mbappe lambat berkembang di Real Madrid dan sulit terima sebagai pemain biasa.
Awal yang Sulit di Real Madrid
Kepindahan Kylian Mbappe ke Real Madrid pada musim panas 2024 disambut dengan antusiasme besar oleh para pendukung Los Blancos. Setelah bertahun-tahun spekulasi dan rumor transfer, akhirnya Mbappe bergabung dengan klub impiannya. Namun, harapan tinggi tersebut belum terwujud di lapangan.
Dalam 20 penampilannya di semua kompetisi, Mbappe hanya mencetak 10 gol dan memberikan 3 assist. Angka ini jauh dari ekspektasi, mengingat performa luar biasanya di PSG, di mana ia mencetak 44 gol dalam 48 pertandingan pada musim terakhirnya.
Salah satu masalah utama yang dihadapi Mbappe adalah adaptasi dengan gaya permainan Real Madrid. Di PSG, ia sering bermain sebagai penyerang utama atau di sayap kiri, posisi yang memungkinkannya memaksimalkan kecepatan dan kemampuan dribelnya.
Namun, di Real Madrid, ia sering ditempatkan di posisi yang berbeda, yang tampaknya menghambat performanya. Cedera yang dialami Vinicius Jr. juga memaksa pelatih Carlo Ancelotti untuk merombak formasi tim, yang berdampak pada peran Mbappe di lapangan.
Selain itu, tekanan untuk tampil baik di klub sebesar Real Madrid tentu sangat besar. Mbappe, yang terbiasa menjadi bintang utama di PSG, kini harus beradaptasi dengan lingkungan baru di mana ia bukan satu-satunya pemain bintang.
Kehadiran pemain-pemain seperti Jude Bellingham, Rodrygo, dan Vinicius Jr. membuat persaingan di lini depan semakin ketat. Hal ini tampaknya mempengaruhi mentalitas Mbappe, yang terbiasa menjadi pusat perhatian dan andalan utama tim.
Ekspektasi tinggi dari para pendukung dan media juga menambah tekanan bagi Mbappe. Setiap penampilan yang kurang memuaskan langsung menjadi sorotan dan kritik tajam.
Dalam beberapa pertandingan penting, seperti El Clasico melawan Barcelona dan laga Liga Champions melawan Liverpool, Mbappe gagal menunjukkan performa terbaiknya. Di Anfield, misalnya, ia hanya berhasil melepaskan dua tembakan, dengan satu di antaranya tepat sasaran, dan gagal mencetak gol dari titik penalti yang bisa menyamakan kedudukan.
Tekanan dan Ekspektasi Tinggi Mbappe
Kylian Mbappe menghadapi tekanan dan ekspektasi yang sangat tinggi sejak bergabung dengan Real Madrid. Sebagai salah satu pemain bintang yang direkrut dengan harapan besar, Mbappe diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi tim. Namun, perjalanan Mbappe di Santiago Bernabeu tidaklah mudah.
Dalam beberapa bulan pertama, ia mengalami kesulitan untuk tampil konsisten dan memenuhi ekspektasi para penggemar dan pundit. Statistik menunjukkan bahwa Mbappe telah gagal mengeksekusi dua dari lima penalti untuk Real Madrid di berbagai kompetisi, termasuk La Liga dan Liga Champions. Hal ini membuatnya menjadi pemain La Liga yang paling banyak menyia-nyiakan upaya penalti sejauh musim ini berjalan.
Selain itu, kritik juga datang dari berbagai pihak, termasuk mantan pemain seperti Troy Deeney, yang menilai bahwa ego Mbappe dapat mengancam kariernya di Spanyol.
Deeney berpendapat bahwa Mbappe belum mampu memenuhi ekspektasi besar yang ada di Real Madrid dan bahwa keputusan klub untuk merekrutnya secara gratis setelah kontraknya habis di PSG mungkin bisa menjadi penyesalan di kemudian hari.
Meskipun Mbappe telah mencetak delapan gol dalam 16 penampilannya untuk Real Madrid, tiga di antaranya berasal dari titik penalti, dan banyak yang menyalahkan Mbappe atas awal musim klub yang kurang stabil.
Tekanan untuk memenangkan liga dan Liga Champions di Real Madrid jauh lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi di PSG, di mana Mbappe memiliki kebebasan lebih besar dan tekanan yang lebih rendah. Tantangan besar menanti Mbappe di Real Madrid, dan bagaimana dia mengatasi tekanan ini akan sangat menentukan perjalanan kariernya di Spanyol.
Baca Juga: Ancelotti Akui Kritikan: Real Madrid Memang Dalam Perform Jelek
Masalah Kolektif di Real Madrid
Real Madrid saat ini menghadapi berbagai masalah kolektif yang mempengaruhi performa tim secara keseluruhan. Pelatih Carlo Ancelotti menegaskan bahwa masalah yang dihadapi oleh Kylian Mbappe, seperti kesulitan mencetak gol, bukanlah masalah individu semata. Melainkan cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh seluruh tim.
Ancelotti menyatakan bahwa timnya belum mampu menunjukkan konsistensi permainan terbaik mereka, yang berdampak pada hasil pertandingan.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi performa Real Madrid adalah kurangnya koordinasi dan kerja sama antar pemain di lapangan. Meskipun Mbappe telah mencetak sembilan gol dan memberikan dua assist dalam 18 pertandingan musim ini, kontribusinya sering kali tidak cukup untuk menutupi kekurangan tim secara keseluruhan.
Ancelotti juga menyoroti bahwa fokus yang berlebihan pada kesalahan individu. Seperti kegagalan Mbappe dalam mengeksekusi penalti, dapat mengaburkan masalah yang lebih besar yang dihadapi oleh tim.
Selain itu, perubahan posisi pemain seperti Mbappe dan Vinicius Junior juga mempengaruhi dinamika tim. Mbappe, yang sering bermain sebagai penyerang tengah di Real Madrid, memiliki peran yang berbeda dibandingkan saat ia bermain sebagai penyerang sayap kiri di Paris Saint-Germain.
Ancelotti menekankan bahwa fleksibilitas posisi ini diperlukan untuk menyesuaikan strategi dengan situasi pertandingan. Namun hal ini juga menambah kompleksitas dalam mencapai konsistensi permainan.
Reaksi Mbappe
Kylian Mbappe telah memberikan tanggapan terhadap tekanan yang ia hadapi di Real Madrid dengan sikap yang penuh tanggung jawab dan tekad untuk bangkit. Dalam beberapa wawancara, Mbappe mengakui bahwa adaptasi di klub sebesar Real Madrid tidaklah mudah. Terutama dengan ekspektasi tinggi dari para penggemar dan media.
Ia menyadari bahwa performanya belum konsisten, terutama dalam hal eksekusi penalti, di mana ia telah gagal mengeksekusi dua dari lima penalti yang diberikan kepadanya. Namun, Mbappe menegaskan bahwa ia tidak akan menyerah dan berkomitmen untuk terus bekerja keras demi meningkatkan performanya dan membantu tim meraih kemenangan.
Mbappe juga menyebutkan bahwa dukungan dari rekan setim dan pelatih Carlo Ancelotti sangat penting dalam proses adaptasinya. Ia merasa bahwa kritik yang diterimanya adalah bagian dari perjalanan seorang pemain di klub besar seperti Real Madrid, dan ia bertekad untuk membuktikan kemampuannya di lapangan.
Selain itu, Mbappe menekankan pentingnya fokus dan mental yang kuat untuk menghadapi tekanan yang ada. Mengingat Real Madrid memiliki sejarah dan tradisi yang sangat besar dalam dunia sepak bola.
Kesimpulan
Perjalanan Mbappe di Real Madrid masih panjang dan penuh tantangan. Namun, dengan dukungan dari rekan setim, pelatih, dan para pendukung. Ia memiliki semua yang dibutuhkan untuk bangkit dan membuktikan bahwa dirinya masih bisa menjadi salah satu pemain terbaik di dunia.
Kylian Mbappe, yang pernah menjadi bintang di PSG, kini harus menghadapi tantangan baru di Real Madrid dan membuktikan bahwa dirinya bisa berkembang dan sukses di klub barunya.
Demikian berita sepak bola terbaru mengenai, Mbappe lambat berkembang di Real Madrid dan sulit terima sebagai pemain biasa. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!