Lautaro Martinez! dari Gagal Gabung, Ke Ancaman Besar Barcelona
Barcelona pernah sangat dekat dengan mendatangkan Lautaro Martinez sebagai pengganti Luis Suarez pada tahun 2020.
Klub Katalan sudah mencapai kesepakatan personal dengan sang striker dan siap membayar klausul pelepasan, namun rencana ini kandas karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan krisis finansial besar di Barcelona. Akibatnya, peluang besar untuk memperkuat lini depan tersebut hilang seketika. Ikuti terus pembahasan menarik lainnya dari sepak bola Spanyol, tentu saja telah kami rangkum di LIGA SPANYOL.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Awal Mula Negosiasi Gagal Antara Barcelona dan Lautaro Martinez
Pada tahun 2020, Barcelona berupaya keras mendatangkan Lautaro Martinez dari Inter Milan sebagai pengganti Luis Suarez yang dinilai sudah tidak lagi produktif. Direktur olahraga Barcelona saat itu, Ramon Planes, menganggap Lautaro sebagai sosok ideal untuk mengisi posisi nomor sembilan di lini serang. Negosiasi antara kedua klub berjalan begitu lancar hingga hampir mencapai kesepakatan, dengan Barcelona bersedia mengaktifkan klausul pelepasan Lautaro sebesar €110 juta ( Rp 2.109,68 Miliar ) dan menawarkan tambahan pemain seperti Nelson Semedo atau Junior Firpo untuk memperkecil biaya transfer.
Namun, rencana transfer ini akhirnya menemui jalan buntu saat pandemi Covid-19 merebak dan mengguncang dunia sepak bola serta kondisi finansial klub-klub besar, termasuk Barcelona. Pandemi yang menyebabkan penurunan pendapatan secara drastis membuat Barcelona harus membatalkan transaksi besar karena tidak mampu memenuhi komitmen finansialnya. Hal ini menyebabkan negosiasi yang sudah hampir rampung itu terhenti dan akhirnya batal total, menghentikan ambisi Barcelona untuk merekrut bintang muda Argentina tersebut.
Kini Lautaro Martinez Justru Menjadi Ancaman Serius untuk Barcelona
Setelah kegagalan Barcelona merekrutnya, Lautaro Martinez justru berkembang pesat menjadi salah satu striker paling menakutkan di Liga Champions bersama Inter Milan. Penampilan impresifnya dalam berbagai pertandingan menunjukkan kualitas dan ketajamannya yang terus meningkat. Menjadikannya pemain kunci bagi Inter dalam menghadapi lawan-lawannya, termasuk Barcelona. Keberhasilan Martinez ini menegaskan betapa berartinya ia bagi klub Italia dan menjadi ancaman nyata saat bertemu mantan calon klubnya.
Selain kemampuan teknis dan fisiknya yang menonjol, Lautaro juga dikenal memiliki daya juang tinggi dan bakat alami dalam mencetak gol. Ini membuatnya menjadi sosok penting dalam strategi serangan Inter Milan. Pada usia yang relatif muda, Lautaro telah menunjukkan konsistensi dan potensi besar. Sehingga ia menjadi pilihan utama Inter di lini depan dan dianggap sebagai model penerus Sergio Aguero. Kondisi ini tentu menjadi pukulan tersendiri bagi Barcelona yang sempat mengincarnya sebagai solusi jangka panjang lini serang mereka.
Baca Juga: Lewandowski dari Barcelona: Kekalahan dari Dortmund Bisa Jadi ‘Peringatan Keras’
Upaya Barcelona dan Dampaknya di Masa Depan
Barcelona berupaya keras untuk merekrut Lautaro Martinez pada tahun 2020 sebagai pengganti Luis Suarez yang mulai menurun performanya. Klub tersebut hampir mencapai kesepakatan dengan Inter Milan. Bersedia mengaktifkan klausul pelepasan senilai 110 juta euro ( sekitar Rp 2.111 Miliar ) dan bahkan menawarkan pertukaran pemain seperti Nelson Semedo atau Junior Firpo untuk meringankan biaya transfer. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia menyebabkan krisis keuangan yang membuat Barcelona gagal memenuhi komitmen finansialnya dan membatalkan transfer tersebut.
Kegagalan merekrut Lautaro Martinez memberi dampak signifikan bagi strategi jangka panjang Barcelona. Striker Argentina itu kemudian meneken kontrak baru dengan Inter Milan yang menghapus klausul rilisnya, menjadikannya sosok yang sulit direkrut dari San Siro. Lautaro berkembang menjadi andalan utama di lini depan Inter Milan dan menjadi ancaman besar saat Barcelona harus menghadapi timnya. Terutama di ajang Liga Champions yang menempatkan kedua klub dalam situasi berhadapan langsung di semifinal 2024-2025. Kondisi ini menjadi ironi yang memperlihatkan betapa keputusan gagal lima tahun lalu kini menghantui Barcelona.